Untuk Kalian, Para Pelaku Bully (#NgopiMingguMalem-7)

Mungkin judulnya terlihat seperti surat terbuka?  Tapi isinya bukan. Hanya sekedar tulisan biasa. Tulisan mengenai hal yang kerap terjadi di sekitar kita. Sama seperti tulisan #NgopiMingguMalem lainnya. Yang hanya membahas hal – hal yang ada di sekitar kita.

img_21681

Mungkin diantara kita sering dengar kata – kata diatas. Kata – kata yang berusaha untuk membenarkan hinaan dan cacian untuk teman sendiri dengan alasan bercanda. Bahkan, saya sendiri pun pada awalnya setuju akan hal ini. Tapi tetap, Hinaan dan cacian bukan bahan tertawaan yang lucu.

Jujur saja, saya termasuk dari sekian orang yang sering dicaci, atau bahasa kekiniannya, Bully. Banyak alasan yang membuat seseorang di-bully, termasuk saya. Bahkan orang – orang yang mem-bully cenderung mencari – cari alasan untuk menjatuhkan korbannya. Dan alasan saya bisa di-bully adalah ….
(Mustahil saya beri tahu… :D)

Lucunya, pelaku bullying ini menganggap bahwa cacian dan hinaanya terhadap orang lain adalah candaan. Humor.Bahan tertawaan yang wajar. Terlebihh lagi, hal ini tidak hanya terjadi di dunia sekitar kita. Bahkan, Program – program TV yang ditonton jutaan orang pun mengajari hal yang demikian. Maka jangan heran.

7836577_20150803101752

Ironisnya, ketika korban bully ini sakit hati. Justru bertambah pula bahan hinaan untuk si pelaku bully. Ya, Baper. Korban yang sedang sakit hati karena dicaci temannya lalu marah, ditambahin caciannya menjadi suka baper. Diejek dikit baper, Diejek banyak baper, BAAAPERR banget!

Itulah dunia sosial yang sedang kita ikuti sekarang. Seakan si korban bully, mau tidak mau harus membenarkan cacian dan hinaan itu, menerima apa adanya, tidak boleh sakit hati, dan mau diperlakukan layaknya badut ulang tahun. Dan tidak boleh baper tentunya.

Benarkah ini?

Salah, Menghina dan mencaci itu tidak ada benarnya dari segi manapun. Jika alasannya biar tambah akrab, biar tambah deket, Nggak asyik kalo nggak menghina, nggak asyik kalo nggak bercanda, maka jawabannya tetap salah. Mari kita lihat dari segi si pelaku bully.

Pem-bully merupakan orang yang butuh perhatian.
Kenapa? Seseorang yang menghina orang lain, mencari cela orang lain dan menceritakan ke kawan – kawannya merupakan orang yang kurang perhatian. Kok bisa? Karena saking kurangnya perhatian, si pembully ini butuh sesuatu yang bisa mendapatkan perhatian kawan – kawannya. Agar dia dianggap seseorang yang menghibur, lucu dan humoris. Karena kurang bahan untuk menghibur kawannya, maka dia hanya bisa menghina orang lain. Kasihan bukan. Ckckckck.
Sumbernya ini lho ya, Nggak ngarang : www.sharingdisini.com

Pem-bully merupakan orang yang tidak paham cara bergaul.
Yang ini jelas, dengan membenarkan cara dia menghina orang lain, Sudah menunjukkan pelaku bully tidak paham cara bergaul. Dia menganggap cacian adalah suatu cara untuk akrab dengan seorang kawan. Pelaku mengira, ketika dia menghina kawannya sendiri, dan kawannya tidak terlihat marah, maka dia sudah akrab. Jadi indikator keakraban-nya dia dengan seseorang adalah ketika dia menghina, dia tidak marah.

“saya kan sudah akrab dengan dia, makannya tidak marah

Sebenarnya, Korban bully, Siapapun pelakunya akan sakit hati apabila aibnya dibicarakan dan dijadikan bahan tertawaan. Dan jika tidak terlihat marah, bukan berarti dia tidak sakit hati. Si korban hanya memendam perasaannya saja. Dan hanya menerima perlakuan teman – temannya. Sehingga kalian tahu, apa yang dilakukan korban bully ketika tidak tahu apa yang harus dilakuan ketika di-bully kawan – kawannya? Ikut mem-Bully orang lain. (Merusaknya menjadi orang yang lebih buruk)

mnj_15010005

Karena korban bully ini, merasa perlu untuk tetap mendapatkan kawan – kawannya. Jika ia sudah menjadi korban bully, maka ia harus mem-bully orang lain agar tetap dianggap oleh lingkungannya. Begitulah siklus ini berlanjut.

Maka untuk menghentikan siklus itu, jika kalian korban bully. Sudah, jangan terima terus perlakuan tersebut. Cukup diam dan menjauh. Jangan ikut – ikutan menghina orang lain. Jika lingkungan sosial kalian tidak kondusif untuk dijadikan kawan akrab yang damai, cari lingkungan sosial lain yang bisa menjadikan kalian lebih damai dan produktif.

Untuk pelaku bully, Tulisan ini saya persembahkan khusus untuk kalian. Edisi #NgopiMingguMalem terakhir di tahun 2015 khusus untuk pelaku bully dan kawan – kawannya yang membenarkan. Kenapa?

Karena siapa tahu, jika ada pelaku Bully yang membaca tulisan ini di akhir tahun. Ia berjanji untuk membuka lembaran baru di tahun 2016 dengan tidak membully siapapun. Amiin.

Siapa tahu lho ya… Wallahu A’lam bis-showaab.

7 thoughts on “Untuk Kalian, Para Pelaku Bully (#NgopiMingguMalem-7)

  1. Iya itu, acara tv semakin mengesampingkan moral bangsa dengan dalih-dalih ‘hiburan’ atau ‘humor’… caci maki jadi seperti hal yang lumrah.. hadeh..

    Like

  2. wah, jujur mas evan saya juga sering membully teman saya. yah biasa namanya juga sudah akrab krab krab pake banget. tapi setelah membaca tulisan mas evan ini, saya kok ya mikir ya. gimana perasaan kawan saya itu setelah saya bully. ikut ketawa sih iya dianya, tapi apa iya dia sebahagia itu saya bully. Semoga bisa jadi muhasabah diri saya pribadi mas.
    perlahan insyaAllah saya rubah. betewe makasih mas buat tulisannya, teope lah 😀

    Like

Balas